Kami PT. ERATAMA, memperkenalkan minyak bakar alternatif Rubber Chemical Oil ( RCO), yang mana minyak bakar ini sangat cocok untuk mesin boiler dan burner juga bisa di gunakan untuk pre-ignation (pengapian awal) apabila boiler atau burner menggunakan bahan bakar batu bara.
RCO adalah jenis minyak bakar yang berbahan dasar karet yang di suling
sehingga menghasilkan cairan minyak yang dapat membantu proses pembakaran media
untuk menghasilkan uap atau panas. RCO dapat di
aplikasikan untuk minyak bakar boiler dan burner yang sebelumnya menggunakan
minyak bakar solar, minyak tanah atau residu.tanpa harus merubah instalasi yang
sudah ada, misalnya ukuran nozel atau control burner dan tanpa pre-heating
yaitu alat bantu untuk memanaskan larutan minyak supaya cair atau encer.
RCO aman di gunakan pada boiler dan burner karena RCO
berbahan dasar karet (bukan mineral) sehingga tidak menimbulkan korosi dan
tidak mengendap pada nozel apabila boiler dan burner tidak digunakan dalam jangka
waktu yang relatif lama.
RCO yaitu minyak bakar alternatif yang di hasilkan dari penyulingan karet-karet bekas, misalnya karet bekas ban kendaraan bermotor atau karet yang di hasilkan dari limbah produksi pabrik. Jadi pada dasarnya karet itu sebagai bahan baku utama RCO dan tidak ada bahan tambahan lain (non additive) yang di olah pada saat proses produksi. RCO berwarna hitam pekat sesuai warna dasar karet ban bekas, berbau agak tajam.
KAWAT BAJA DARI BAN BEKAS
D e s k r i p s i Ban Kendaraan Penumpang Ban Kendaraan Truk
Secara umum dikenal 2(dua) cara Proses Pengolahan Ban Bekas, yaitu: Batch system dan Continous system, salah satu pertimbangan utamanya adalah dari kapasitas produksi, yakni untuk kapasitas kecil lebih sesuai menggunakan sistim Batch dan kapasitas besar menggunakan sistim Continous.
Selain menghasilkan Minyak dan Gas, proses ini juga akan menghasilkan produk yang bernilai ekonomi yakni Carbon Black yang dapat dijual kepada pabrik2 Ban dan Kawat baja yang dapat dijual kepada pabrik2 pengecoran logam. Setiap 10.000 kg potongan Ban yang diproses secara pirolisa dapat menghasilkan:
RCO yaitu minyak bakar alternatif yang di hasilkan dari penyulingan karet-karet bekas, misalnya karet bekas ban kendaraan bermotor atau karet yang di hasilkan dari limbah produksi pabrik. Jadi pada dasarnya karet itu sebagai bahan baku utama RCO dan tidak ada bahan tambahan lain (non additive) yang di olah pada saat proses produksi. RCO berwarna hitam pekat sesuai warna dasar karet ban bekas, berbau agak tajam.
KAWAT BAJA DARI BAN BEKAS
Produksi BAN yang terus meningkat
dari tahun ke tahun. Sejalan dengan itu, keberadaan ban‐ban bekas yang sudah
tidak terpakai tentu menjadi masalah tersendiri untuk ditangani. Ban – ban
bekas ini akan mencemari lingkungan sekitarnya dikarenakan ban bekas tidak
dapat terurai dengan mudah apabila hanya dibiarkan begitu saja.
Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu usaha untuk dapat Mengubah limbah ban
bekas menjadi sesuatu yang lebih
bemanfaat.
Ban berbahan dasar karet, merupakan salah satu jenis polimer sintetis (Polystirene). Polystirene tidak dapat dengan mudah direcycle sehingga pengolahan limbah polystirene harus dilakukan secara benar agar tidak merugikan lingkungan. Proses perengkahan polystirene merupakan salah satu cara untuk meminimalisir limbah polystirene tersebut. Polystirene adalah molekul yang memiliki berat molekul ringan, terbentuk dari monomer stirena yang berbau harum. Kelebihan polystirene adalah ringan, keras, tahan panas, agak kaku, tidak mudah patah dan tidak beracun Proses perengkahan ini berlangsung pada suhu tinggi, sehingga diperlukan katalis untuk menurunkan temperatur dan menyingkat waktu proses.
bemanfaat.
Ban berbahan dasar karet, merupakan salah satu jenis polimer sintetis (Polystirene). Polystirene tidak dapat dengan mudah direcycle sehingga pengolahan limbah polystirene harus dilakukan secara benar agar tidak merugikan lingkungan. Proses perengkahan polystirene merupakan salah satu cara untuk meminimalisir limbah polystirene tersebut. Polystirene adalah molekul yang memiliki berat molekul ringan, terbentuk dari monomer stirena yang berbau harum. Kelebihan polystirene adalah ringan, keras, tahan panas, agak kaku, tidak mudah patah dan tidak beracun Proses perengkahan ini berlangsung pada suhu tinggi, sehingga diperlukan katalis untuk menurunkan temperatur dan menyingkat waktu proses.
Komposisi Material pada Ban
D e s k r i p s i Ban Kendaraan Penumpang Ban Kendaraan Truk
Karet Alam 14%
27%
Karet Sintetis 27%
14%
Carbon Black 28% 28%
Steel 14 – 25% 14
– 25%
Fabric, fillers, accelerators,
antiozonants, etc 16 – 17% 16
– 17%
Berat rata2 (baru) 25 lbs 120
lbs
Berat rata2 (bekas) 22.5 lbs 110
lbs
Proses Pengolahan Ban Bekas
Secara umum dikenal 2(dua) cara Proses Pengolahan Ban Bekas, yaitu: Batch system dan Continous system, salah satu pertimbangan utamanya adalah dari kapasitas produksi, yakni untuk kapasitas kecil lebih sesuai menggunakan sistim Batch dan kapasitas besar menggunakan sistim Continous.
Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, ban dihancurkan menjadi ukuran kecil +/‐5cm, selanjutnya potongan ban dimasukkan
kedalam tabung reaktor dengan menambah katalis tertentu untuk dipanaskan sampai dengan
temperature 5500C.
Gas yang keluar dari pemanasan ini langsung didinginkan, sehingga akan diperoleh
Minyak (setingkat Premium atau Solar atau Minyak Tanah) dan Gas Sintetis bersifat flammable
yang dilalirkan kembali ketabung reaktor sebagai sumber panas.
Proses ini dikenal dengan CATALYTIC PYROLISIS atau THERMAL DEPOLYMERIZATION.
Proses ini dikenal dengan CATALYTIC PYROLISIS atau THERMAL DEPOLYMERIZATION.
Selain menghasilkan Minyak dan Gas, proses ini juga akan menghasilkan produk yang bernilai ekonomi yakni Carbon Black yang dapat dijual kepada pabrik2 Ban dan Kawat baja yang dapat dijual kepada pabrik2 pengecoran logam. Setiap 10.000 kg potongan Ban yang diproses secara pirolisa dapat menghasilkan:
4.500 ltr Minyak
3.300 kg Carbon Black
1.100 kg Kawat baja
1.100 kg Gas Sintetis